Siapa remaja yang paling bahagia didunia ini kalau bukan para Santri. Kenapa harus mereka? Bukannya mereka terkekang dan seperti dipenjara? Ah pasti bohong.
Haha, itu adalah monolog. Saya katakan seperti itu karena tidak akan ada yang namanya Santri itu galau, gusar, patah hati, dilema, php, cemburu dkk yang jelas tidak enak dihati dan pikiran. Semua fokus belajar dan belajar, mengikuti kegiatan pondok dengan sistem kurikulum 24 jam. Jangankan memikirkan wanita, kadang orang tua sendiri saja terlupakan karena terlalu sibuk dengan aktivitas pondok yang tidak pernah tidur.
Temannya diluar mungkin hanya bisa bercanda dikelas saja dan kesepian dirumah atau cuma chatting dan SMS. Tapi Santri setiap saat selalu ada kesempatan untuk guyon dan bercanda khas Santri ngakak bersama disela-sela aktivitasnya. Tidak ada orang tua, kita tinggal bersama para Sahabat yang sedia setiap saat seperti rexona selalu ada dimana-mana disamping kita, tempat berkeluh kesah dan berbagi dalam duka maupun suka kapanpun kita mau. Tidak ada kata kesepian bagi mereka. Masalah keuangan, mereka hanya tinggal telpon dan akan segera dikirim via wesel yang pasti akan dikirim walaupun diada-adakan karena saking bangganya orang tua terhadap mereka. Kalau kiriman telat, ada banyak teman yang siap membantu. Persahabatan terindah akan tercipta disana dan pacar menjadi sangat tidak perlu. Persahabatan antar Santri itu lintas kota, lintas pulau bahkan negara. Begitu sangat indah dengan nafas Islam. Menjadi prajurit untuk mencari ilmu di jalan Allah dan menjadi kader untuk membawa perubahan ke daerah masing-masing. Akan tercipta kenangan indah karena semua hal dikerjakan bersama Sahabat dalam jalinan ukhuwwah Islamiyah.
*Santri Gontor
Gontor In Life
Menceritakan pengalaman Saya dan seluk-beluk Gontor.
Translate
Rabu, 23 Juli 2014
Fasl Taht = Tarbiyah*
Kiasan hidup ibarat roda, terkadang diatas, dibawah, diatas semula . . . .
Itu adalah penggalan lirik lagu nasyid Malaysia yang dinyanyikan oleh Aiman.
Kita tidak boleh marah, benci, kesal atau mengeluh diberi bangku di kelas bawah. Kita tidak bodoh, banyak diantara kita yang dulu berprestasi di SMP dan di kelas sebelumnya. Hanya kita kurang usaha dan giat dalam belajar yang masih bisa kita tingkatkan lagi. Jika apa yang kita lihat, dengar dan rasakan dipondok adalah pendidikan, maka duduk dikelas bawah adalah pendidikan juga untuk kita semua. Lihatlah mereka yang tinggal kelas supaya kita bersyukur dan lihatlah kelas yang diatas dengan tatapan optimis, tunjukkan bahwa kita punya potensi lain yang mereka tidak punya dan kita hakikatnya sama.
Tidak semua Santri merasakan pahitnya menjadi kelas bawah, menjadi prolectar, tidak bisa menjadi ketua panitia, dihina, diremehkan, dan di goblok-gobloki. Tapi kenapa kita hanya melihat negatifnya saja? Bukankah itu semua akan mendewasakan kita? Kita telah diberi waktu lebih banyak untuk belajar dan untuk mengembangkan potensi. Semua pasti ada hikmahnya, perjuangan kita akan lebih berasa dan akan mudah memaknai hidup. Berpikirlah positif, jangan hiraukan perkataan orang, kitalah yang paling tahu kemampuan diri kita. Kita harus pandai bersyukur.
Pepatah Arab mengatakan, "Puncaknya ilmu adalah adab" tapi apa kita dikelas bawah merasa tidak punya adab? Apa semua yang dikelas bawah dipindah pondok? Tidak Ya akhi! Kita ini masih dalam proses yang masih panjang untuk menjadi orang yang berilmu. Jalan hidup masih panjang, masa depan terbentang nan jauh disana. Banyak dikelas atas yang mungkin adabnya lebih buruk daripada kita karena ini cuma masalah akademik, nilai angka diatas kertas. Orang berilmu itu terlihat dari sikapnya dan raportnya ada pada dirinya. Kelas bawah belum tentu tidak bisa sukses diluar sana, karena sistemnya beda.
Untuk bangkit dan berubah kearah yang jauh lebih baik itu mutlak adanya. Kita harus pandai berkaca dan mengexplorasi diri untuk mencari kekurangan yang harus segera kita perbaiki menuju kelas yang lebih baik ditahun yang akan datang. Banggalah dengan apa yang didapat, tunjukkan sisi lain dari kelas bawah. Nikmati dan mari kita tersenyum dalam wadah 589. Jangan minder, tiap orang punya potensi. Kita harus terus berlari dan memulai start lebih awal, tidak ada manusia yang sempurna tanpa keluh dan kesah tapi bangkitlah dengan segera.
*motivasi diri
[read by heart]
Sekilas Tentang Gateng
Bagi kawan semua yang tinggal kawasan metropolitan dan luar negri ane kasih tau permainan kampung yang namanya Gateng, mungkin dilain daerah cuma beda nama aja. Secara umum ini sebuah permainan yang dimainkan minimal dua orang menggunakan batu kerikil yang sangat populer jaman ane SD dulu. Anak sekarang udah jarang yang main kayak gini, soalnya udah ada PS dan Game Online. Makanya ane beruntung banget masih bisa merasakannya. Berikut macam dan jenisnya :
1. Gateng Gacho
Ini jenis yang paling populer, biasanya tiap orang ngumpulin batu kerikil ukuran kelereng mulai dari 10 sampai 20, sesuai selera. Setelah dicampur kan jadi banyak, terus pingsut dulu yang menang main duluan. Nah, tiap orang itu punya batu special yang akan dijadikan Gacho, saking specialnya ni batu bisa kayak jimat, dibawa kemana-mana supaya kalo ada yang main Gateng Gacho bisa dipakai dan gak harus cari lagi. Cara mainnya mula-mula Gacho dilempar keatas lalu kita ambil batu yang terkumpul dengan cara mengambil dan mendorongnya dan dengan cepat menangkap Gacho tadi. Supaya bebatuan gak nyebar kejauhan maka kalo yang main dua orang, masing-masing posisi ngangkang sambil merapatkan kaki masing-masing. Setelah batu digenggam dan diambil Gachonya, kita hitung dua-dua, ganjil apa genap, kalo ganjil berarti kita ngambil batu yang kesebar tadi ganjil dari satu, tiga dst yang penting jangan sampai menyentuh batu yang gak kita ambil. Caranya sama, kita lempar Gacho, ambil batu terus tangkap Gacho lagi dengan cepat. Nanti kalo kesisa cuma satu batu maka ada perjanjian, mau langsung diambil diketuk dulu dua kali baru nangkap Gacho dengan cepat atau ditambahin batu yang sudah ketangkap sesuai perjanjian dan harus ambil semua dalam satu genggaman dan menangkap Gacho yang dilempar ke atas tadi dengan cepat. Bisa dibayangkan gimana cara mainnya kan. Dan yang menang itu yang dapat batu paling banyak. Yang kalah kalau mau main lagi harus cari batu lagi. Tapi karena cari batu susah dan bikin lama jadinya batunya dibalikin lagi.
2. Gatheng It Rat
Ini juga sama, bedanya ukuran batu lebih kecil dan jumlahnya lebih sedikit. Mula-mula kita taruh bebatuan kecil ditangan kanan atau kiri lalu lempar ke atas dan dengan cepat kita telungkupkan tangan, nah batu ditangan yang menelungkup itu kita lempar lagi keatas dan harus kita tangkap semua, posisi tangan kayaknya tangannya Tukul kalo lagi ea ea ea. Jadi nangkapnya tu nyambar, bukan sekedart menerima batu yang jatuh setelah dilempar. Setelah kita tangkap semua, kita hitung, kalo genap berarti kita ambilnya genap. Kayak Gateng Gacho juga, tapi ini batu yang dilempar ditangkap dan Gachonya diambil dari batu yang pertama ditangkap. Gak ada batu yang special.
3. Gatheng Gacho Jumbo
Cara mainnya sama kayak Gateng Gacho yang pertama, tapi batunya gak banyak, paling cuma 5 tapi gede. Kalo yang biasa susah nangkap Gacho karena batu digenggaman banyak, kalo ini susahnya karena Gacho yang dilempar ketika ditangkap akan berbenturan dengan batu yang gede dan bisa mental.
4. Gatheng Bekel
Mulai agak modern ada benda bulet yang gampang mental, biasanya buatan Cina, namanya bekel. Tapi karena dikampung jadi cara mainnya pakai batu kecil biasanya 12 butir. Lalu bekel dilempar keatas, jatuh mantul lalu ditangkap, pertama nangkap batunya satu per satu, lalu dua per dua sampai terakhir enam per enam dan habis. Itu babak pertama, yang kedua sama tapi kita tidak boleh menyentuh batu lain yang tidak sedang kita ambil.
Sementara baru empat jenis yang ane tau, semoga bisa untuk bernostalgia dan melestarikan mainan tradisional yang gak pake modal tapi seru, bisa dibuat ajang ngabuburit atau hiburan pas weekend.
Terima Kasih
Selasa, 22 Juli 2014
Surat Terbuka Untuk Pak Jokowi
Untuk Bapak Joko Widodo.
Kepada YTh Bapak Ir. H. Joko Widodo,
Perkenalkan, Saya Firhan seorang anak desa, rakyat biasa yang sedang menuntut ilmu disebuah pondok modern tiga jam dari kampung halaman Bapak. Dulu, Saya adalah pengagum Bapak, walaupun di saat Bapak sedang naik daun, sukses menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta Saya sedang dipondok dengan akses informasi yang terbatas, tapi koran Republika yang dipajang dietalase sering memberitakan aksi unik Bapak yang menjadi perbincangan dikalangan Santri dan membuat Santri asal Jakarta dan Solo bangga dengan daerahnya. Ada juga mading IKPM dibelakang Masjid Jami' yang paling sering dibaca para Santri selalu menyisipkan berita tentang Bapak disetiap kali terbit, terutama kabar tentang terpilihnya Bapak menjadi Wali Kota terbaik ke-3 didunia, menjadi hot isu dikalangan Santri berhari-hari lamanya. Tidak ketinggalan Asatidz yang menginformasikan sepak terjang Bapak disela-sela jam belajar dan Saya yakin hampir semua Santri saat itu adalah pengagum Bapak dan bangga kepada Bapak Jokowi yang penampilannya sederhana. Ketika Bapak menjadi Gubernur Jakarta dan berpasangan dengan Bapak Basuki Cahya Purnama yang pintar ngomong itu, popularitas Bapak semakin meroket, progam 100 hari Bapak menjadi sorotan media, bahkan diliburan awal tahun kemarin Saya dapati aktivitas Bapak dan pernyataan-pernyataan nyleneh Wakil Bapak menjadi yang paling populer di Youtube. Itu semua membuat kekaguman Saya semakin bertambah kepada Bapak. Mungkin bukan cuma Saya, tapi demam Jokowi juga melanda diseluruh pondok.
Saat pemilihan calon legislatif, hampir semua Santri sepertinya memilih salah satu partai nasionalis Islam yang lima itu, ketika perolehan suara total partai itu mencukupi untuk berkoalisi dan mengusung Calon Presiden sendiri, kami semua berharap. Akan tetapi PKB dengan cepat mendukung Bapak yang tiba-tiba dicalonkan Ibu Mega menjadi Capres dari PDI-P. Tak disangka, Ibu Mega sang petinggi partai itu dengan rela menyerahkan kesempatan untuk nyapres kepada Bapak yang termasuk orang baru kemarin sore yang mengurus Jakarta saja belum beres. Apalagi Bapak memberi kesempatan untuk Bapak Ahok yang bukan Muslim itu menjadi Gubernur DKI setelah sebelumnya Bapak menjadikan Solo dipimpin oleh orang yang bukan Muslim juga setelah Bapak ke Jakarta. Memang mereka berkepemimpinan baik dan menjalankan tugas sesuai peraturan UU, tapi mereka tetap berbeda aqidah dengan mayoritas rakyatnya. Orang nikah beda agama saja walaupun atas dasar cinta bisa berantakan. Ini lah awal dari kalangan Santri yang religius di pondok kami mulai memudar kekagumannya kepada Bapak dan beralih mengagumi saudara se partai Bapak, yaitu Ibu Tri Rismaharini yang tidak hanya berhasil memimpin Surabaya tapi membawa identitas Muslimahnya, Bapak juga tahu dengan gentar beliau berjuang menutup Gang Dolly walaupun ditentang partainya sendiri. Popularitas Bapak memudar seiring ketika Bapak mencalonkan diri menjadi Presiden di kalangan masyarakat religius.
Di libur akhir tahun ini, Saya jumpai masyarakat banyak yang mendukung Bapak, obrolan mereka yang di angkot, jalan dan pasar Saya dengar banyak yang memuji Bapak yang tampil merakyat dan dekat dengan wong cilik serta tampang 'ndeso' Bapak yang menjual. Benar apa kata Bapak, lebih baik mendekati kalangan jelata daripada kalangan elit, karena suaranya sama dan jumlahnya banyak dari kalangan jelata. Saya akui Bapak sudah berhasil menggalang dukungan masyarakat bawah. Tapi inilah demokrasi, yang banyak pasti menang dan yang banyak belum tentu benar. Saya lihat, memudarnya kekaguman kalangan religius bukan dari pondok kami saja, semua situs berita Islam online beramai-ramai memberitakan kebusukan Bapak dan para pendukung Bapak, bahkan para Ulama dari gabungan organisasi Islam memfatwakan haram memilih Bapak. Ada apa ini? Saya sebagai orang awam berpendidikan yang Muslim tidak ingin asal perut kenyang dan hidup bahagia tetapi exsistensi agama Saya terancam dinegri sendiri setelah Bapak terpilih. Apalagi para kaum Kristen, Katholik, Liberal dan LGBT beramai-ramai mendukung Bapak, pastinya mereka ada kepentingan dengan Bapak. Sayangnya, masyarakat jelata pendukung Bapak yang melimpah itu tidak berpikir sejauh ini.
Maaf pak, walaupun Saya cinta Indonesia tapi Saya lebih cinta dengan agama Saya. Atas dasar itu Saya menjadi orang satu-satunya dikeluarga Saya yang mendukung lawan Bapak.
Bapak Presiden Quick Count yang Terhormat,
Jika besok Bapak resmi menjadi Presiden hasil rekapitulasi suara KPU, Saya harap Bapak bisa menyangkal tuduhan kami semua dengan aksi yang nyata. Demi keutuhan Bangsa, Saya akan mendukung Presiden yang terpilih nanti. Semoga Bapak juga memerhatikan faktor-faktor agama Saya yang juga agama Bapak dalam mengambil kebijakan, jadikanlah masa kepemimpinan Bapak menjadi waktu mustajab untuk berdoa dan mencari pahala sebanyak mungkin. Ingat, masih ada Allah yang lebih berkuasa dan bukan tidak karena Allah Bapak jadi Presiden.
Salam,
Kebumen, 21 Juli 2014
Sekilas Tentang 'Gateng'
Bagi kawan semua yang tinggal kawasan metropolitan dan luar negri ane kasih tau permainan kampung yang namanya Gateng, mungkin dilain daerah cuma beda nama aja. Secara umum ini sebuah permainan yang dimainkan minimal dua orang menggunakan batu kerikil yang sangat populer jaman ane SD dulu. Anak sekarang udah jarang yang main kayak gini, soalnya udah ada PS dan Game Online. Makanya ane beruntung banget masih bisa merasakannya. Berikut macam dan jenisnya :
1. Gateng Gacho
Ini jenis yang paling populer, biasanya tiap orang ngumpulin batu kerikil ukuran kelereng mulai dari 10 sampai 20, sesuai selera. Setelah dicampur kan jadi banyak, terus pingsut dulu yang menang main duluan. Nah, tiap orang itu punya batu special yang akan dijadikan Gacho, saking specialnya ni batu bisa kayak jimat, dibawa kemana-mana supaya kalo ada yang main Gateng Gacho bisa dipakai dan gak harus cari lagi. Cara mainnya mula-mula Gacho dilempar keatas lalu kita ambil batu yang terkumpul dengan cara mengambil dan mendorongnya dan dengan cepat menangkap Gacho tadi. Supaya bebatuan gak nyebar kejauhan maka kalo yang main dua orang, masing-masing posisi ngangkang sambil merapatkan kaki masing-masing. Setelah batu digenggam dan diambil Gachonya, kita hitung dua-dua, ganjil apa genap, kalo ganjil berarti kita ngambil batu yang kesebar tadi ganjil dari satu, tiga dst yang penting jangan sampai menyentuh batu yang gak kita ambil. Caranya sama, kita lempar Gacho, ambil batu terus tangkap Gacho lagi dengan cepat. Nanti kalo kesisa cuma satu batu maka ada perjanjian, mau langsung diambil diketuk dulu dua kali baru nangkap Gacho dengan cepat atau ditambahin batu yang sudah ketangkap sesuai perjanjian dan harus ambil semua dalam satu genggaman dan menangkap Gacho yang dilempar ke atas tadi dengan cepat. Bisa dibayangkan gimana cara mainnya kan. Dan yang menang itu yang dapat batu paling banyak. Yang kalah kalau mau main lagi harus cari batu lagi. Tapi karena cari batu susah dan bikin lama jadinya batunya dibalikin lagi.
2. Gatheng It Rat
Ini juga sama, bedanya ukuran batu lebih kecil dan jumlahnya lebih sedikit. Mula-mula kita taruh bebatuan kecil ditangan kanan atau kiri lalu lempar ke atas dan dengan cepat kita telungkupkan tangan, nah batu ditangan yang menelungkup itu kita lempar lagi keatas dan harus kita tangkap semua, posisi tangan kayaknya tangannya Tukul kalo lagi ea ea ea. Jadi nangkapnya tu nyambar, bukan sekedart menerima batu yang jatuh setelah dilempar. Setelah kita tangkap semua, kita hitung, kalo genap berarti kita ambilnya genap. Kayak Gateng Gacho juga, tapi ini batu yang dilempar ditangkap dan Gachonya diambil dari batu yang pertama ditangkap. Gak ada batu yang special.
3. Gatheng Gacho Jumbo
Cara mainnya sama kayak Gateng Gacho yang pertama, tapi batunya gak banyak, paling cuma 5 tapi gede. Kalo yang biasa susah nangkap Gacho karena batu digenggaman banyak, kalo ini susahnya karena Gacho yang dilempar ketika ditangkap akan berbenturan dengan batu yang gede dan bisa mental.
4. Gatheng Bekel
Mulai agak modern ada benda bulet yang gampang mental, biasanya buatan Cina, namanya bekel. Tapi karena dikampung jadi cara mainnya pakai batu kecil biasanya 12 butir. Lalu bekel dilempar keatas, jatuh mantul lalu ditangkap, pertama nangkap batunya satu per satu, lalu dua per dua sampai terakhir enam per enam dan habis. Itu babak pertama, yang kedua sama tapi kita tidak boleh menyentuh batu lain yang tidak sedang kita ambil.
Sementara baru empat jenis yang ane tau, semoga bisa untuk bernostalgia dan melestarikan mainan tradisional yang gak pake modal tapi seru, bisa dibuat ajang ngabuburit atau hiburan pas weekend.
Terima Kasih
Langganan:
Postingan (Atom)