Translate

Sabtu, 21 Juni 2014

Piket Malam

Piket Malam adalah piket jaga pondok pada malam hari dari pukul 23.00 sampai shubuh. Dilaksanakan oleh kelas 1 Int., 3 Int. dan kelas 4, digilir setiap rayon, ada sekitar 40an pos yang tersebar dikomplek pondok, mulai dari kamar asatidz sampai persimpangan jalan strategis, tiap pos terdiri dari 3 orang, khusus Coffe Staff yang bertugas membuat Kopi dan keliling membagikannya dengan gerobak bisa lebih dari 3 orang.

Kalau kita dapat giliran piket malam, maka tidak ikut belajar malam, tapi di ganti dengan tidur sampai pukul 21.00, setelah itu kumpul di Bag. Keamanan untuk pembagian tempat dan boleh tidur lagi atau beli makanan untuk jaga sampai pukul 23.00. Sebelum jaga harus ceklist, mengambil buku laporan jaga dan memakai kacu tanda piket malam...

Kalau ada Santri malam hari membawa makanan berkacu hijau keliling pondok, berarti merekalah petugas piket malamnya. Selama jaga tidak boleh tidur, kalau ketahuan Bag. Keamanan yang keliling bisa disuruh lari keliling pondok mengejar sepedanya, di hukum keliling gedung atau tidak dapat surat ijin.
Ya, kita dapat ijin meninggalkan dua jam mata pelajaran untuk tidur setelah piket malam. Piket malam biasa di isi dengan baca buku, ngobrol atau bikin mie "gober", supaya Santri tidak tidur, biasanya ada absen wajib tiap jam.

JEDA

Hidup di Gontor tidak hanya sekedar bayar SPP dan diberi uang jajan bulanan, melainkan membutuhkan juga pengorbanan, keikhlasan dan ketahanan mental.

Hidup berkecukupan harta di Gontor tidak menjamin akan bertahan lama di Gontor, karena keikhlasan untuk dididik tidak bisa dibeli.

Rp.510ribu diluar mungkin mahal, tapi dibandingkan dengan apa yang kita dapat di bumi Darussalam ini, sangatlah murah. Gontor akan menagih uang SPP hanya ketika akan ujian saja. Kita akan tetap makan kenyang tiga kali sehari di dapur walaupun menunggak SPP. Selain bahan pokoknya ada yang Gontor menanamnya sendiri, ada juga Santri yang sudah bayar jauh bulan, yang uangnya bisa dipakai untuk menutupi para penunggak itu.

Banyak anak orang kaya, pejabat, anak Kyai dan bahkan anak alumni yang tidak bisa bertahan disini, karena tak mau mengosongkan gelas. Ada juga anak petani, orang biasa sukses karena siap mengosongkan gelas.

"Hidup disini tidak cukup dengan harta, salah kalau Gontor hanya buat orang kaya."

Ketika kau bergaul dengan Santri Gontor, kau tak akan bisa tahu siapa diantara mereka yang berasal dari kalangan berada dan mana yang berasal dari kalangan kurang berada. Karena apa yang mereka kenakan itu sama, ada peraturan yang mengatur pakaian Santri. Perbedaan si kaya dan si miskin tidak akan terlihat di Gontor. Semua sama dan tidak akan ada Santri kaya yang memilih-milih teman yang kaya-kaya saja.

Disini kita bisa melihat persahabatan antara anak karyawan dan anak bos, antara anak petani dan anak pejabat dsb. Semua begitu indah. Karena pada hakikatnya semua memang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya kepada Allah SWT.

Uniknya kita disini bisa melihat si bersih dan si kotor, kemampuan Santri dalam menjaga kebersihan sangat terlihat. Tapi jangan salah! Banyat Santri yang kucel, kotor dan berantakan tapi dari kalangan berada. Karena mungkin mereka dulu sering dilayani. Akan terlihat Santri yang bersih, rapi dan wangi walaupun berpakaian sederhana tapi dari kalangan kurang mampu.

Kalau ingin menebak latar belakang keluarga Santri itu susah, karena kita semua disamakan dalam ikatan disiplin pondok. Banyak kawan yang rajin beribadah, pendiam dan sholeh tapi sebelum masuk pondok mereka adalah preman, terjebak pergaulan bebas bahkan mantan pecandu. Ada juga yang sedikit nakal, sering melanggar tapi dulunya anak baik-baik.

Senakal-nakalnya Santri Gontor, masih bisa baca Quran dengan baik dan benar, tahu hukumnya , hafal juz Amma, dan sholat 5 waktu. Sangat beda dengan anak nakal diluar sana.

Aku sangat bersyukur bisa berada disini, suatu tempat saat pertam memasukinya, tak seorangpun yang aku kenal, namun kawan-kawan yang da tang dari penjuru negri itu siap menganggapku saudara dan akan selalu menemaniku.


Gontor, 10 Juni 2014
Room 10, Saudi 1/2